Juli 02, 2009

204. Pudarnya Pesona Sidratul Muntaha

Pudarnya Pesona Sidratul Muntaha

Pengarang : Muhammad Muhyidin
Stok : tersedia
Harga : Rp. 35000
Soft Cover
Sinopsis :

Mengapa ya kita selalu mengalami kehampaan, kegersangan, kekosongan, dan kehambaran dalam beribadah kepada Allah Swt.? Pikiran kita bisa saja sangat menggebu-gebu tentang Allah, tetapi hati kita sangat hampa untuk “merasakan Allah”. Kita semua menyimpan cita-cita untuk “berhubungan intim dengan Allah”, menemukan kemesraan kembali dengan-Nya, dengan sebenar-benar PESONA SIDRATUL MUNTAHA, tetapi praktekknya amat jauh dari genggaman...

Buku refleksi jiwa ini merangkai ulang mengapa masalah-masalah rasa kehampaan kehambaan tersebut terus-menerus mendera kualitas spiritual kita. Dengan menggali pemahaman yang baru dan segar atas mi'raj Rasulullah Saw. menuju Sidratul Muntaha (suatu tempat yang bahkan malaikat paling dekat dengan-Nya pun tidak dapat menjangkaunya), Allah menunjukkan keindahan, keagungan, serta kebesaran-Nya; Rasulullah Saw. bertemu dengan-Nya; keindahan surga dan kengerian neraka diperlihatkan-Nya.

Puncak perjalanan Sidratul Muntaha terkejawantahkan dalam momentum di mana Rasulullah Saw. “mendapatkan shalat”. Ya, “mendapatkan shalat”, inilah intinya! Dengan cara “mendapatkan shalat”, niscaya “rasa shalat” akan hadir kuat dalam jiwa kita. Bukan cara “mengerjakan shalat” yang tidak banyak berpengaruh pada diri kita—mau shalat atau tidak, rasanya sama! Di sinilah letak akar semua masalah kehampaan rasa kehambaan kita selama ini akibat kita hanya “mengerjakan shalat”; belum “mendapatkan shalat”. Bila selama ini kita merasa sulit untuk mendapatkan kekhusyukan shalat, maka hal ini disebabkan karena kita belum “mendapatkan shalat”, tetapi baru “mengerjakan shalat”. Dua cara pemaknaan rasa kehambaan atas PESONA SIDRATUL MUNTAHA yang amat sangat berbeda!

Membaca buku ini, kita diajak untuk membaca kembali secara reflektif rahasia peristiwa Isra' Mi'raj Rasulullah Saw. sebagai “proses untuk mendapatkan shalat” dan “proses perjumpaan yang intim dengan Allah Swt.” Inilah bacaan dan pemaknaan kecerdasan spiritual yang segar, yang akan menghantar kita kian mengerti segala rahasia dan hikmah mengapa kita sangat penting beribadah dengan khusyuk kepada-Nya.